Tangan sebagai indikator dalam menyelesaikan pekerjaan atau kegiatan, aktivitas seseorang akan tampak baik, lebih baik, sangat baik, indah, memukau, menarik perhatian orang lain, memiliki nilai seni, suka memberi (ringan tangan), pelit (berat tangan), pencuri (panjang tangan), pemalas (berpangku tangan), menyerah (angkat tangan), pemberani (mengepalkan tangan), suka mengatur (memperlihatkan jari telunjuk), sombong dan lain-lain. Prilaku ahlak dapat disimbolkan dengan tangan, bahkan dengan anak-anak tangan, seperti jari, kuku, pergelangan dll. Sampai-sampai Nabi Muhammad SAW mengungkapkan, bawa tangan di atas (pemberi)/murah/ringan tangan al-yad al-‘ulya lebih baik khayrun min al-yad al-‘sufla daripada tangan di bawah (yang diberi). Jika tangan sakit, maka seseorang akan terganggu dalam menyelesaikan tugasnya.
Kaki berfungsi untuk melangkah berjalan mengantarkan manusia kepada tujuan mulia, seperti bepergian mencari nafkah dan pergi menuju ke rumah ibadah (mesjid, gereja, vihara, dll). Kecepatan dalam mencapai tujuan dapat ditunjukkan dengan kelincahan kaki.
Mata, di mana saja dan kapan saja jika melihat sesuatu, mata menerima gelombang energi yang akan diteruskan ke otak untuk dikenali, juga dapat memancarkan energi (lihat saja sorot mata orang yang berpengaruh, tentu dia dapat memancarkan energi kepada pihak lain di hadapannya). Sejauh ini banyak dibudidayakan untuk melihat dan membaca kepentingan dunia semata, padahal lebih penting dari itu, untuk membaca fenomena alam semesta dan membaca ayat-ayat al-Qur’an (baik ayat yang tertulis dalam kitab maupun tanda-tanda kekuasaan Allah lainnya, seperti angin, air atau cahaya).
Mulut, sarana untuk memasukkan makanan yang akan diubah menjadi energi, demikian pula jika seseorang menderita sakit, maka mulut juga akan berfungsi sebagai pelepas kelebihan energi (panas) atau sampah dalam tubuh. Misalnya seseorang yang keracunan, maka sangat cepat bila dikeluarkan melalui mulut. Suara-suara yang ke luar dari mulut dapat juga melepaskan energi dalam tubuh dan suara-suara yang tidak sama juga dapat melepaskan kelebihan energi dari organ-organ yang berbeda juga. Sebagai contoh, bila seseorang merasa bahagia, jantung mempunyai kelebihan panas, mulut mengeluarkan suara yang enak didengar dan syahdu. Demikian juga sebaliknya, kesedihan seseorang dapat mengeluarkan suara memelas atau menimbulkan ketidaknyaman (jika sedang marah) didengar. Suara-suara yang beragam dan berirama dapat membangkitkan jiwa yang mengalami kesedihan. Sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi secara lisan, sehingga pihak lain (manusia) dan rabb-nya mendengar aspirasi tersebut. Menjaga kebersihan mulut ketika wudhu, seperti berkumur-kumur dengan memasukkan air ke mulut, juga sangat dianjurkan oleh syariat Islam. Dianjurkan (sunnah) dalam berkumur-kumur disertai sikat gigi tanpa bahan pembersih kimia atau odol. Sikat gigi dapat membantu mengusiran benda-benda sisa makanan yang kalau dibiarkan akan membusuk dan berubah menjadi bakteri penyakit. Konon menurut para ahli bakteriologi, air bekas cuci mulut tidak kurang dari 40 miliar bibit penyakit. Pembersihan mulut dengan menggunakan sikat gigi (siwak) mendapat tempat dari Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari ajarannya, sehingga Beliau menyunnahkan pada setiap hendak melaksanakan shalat. “Seandainya tidak akan memberatkan umatku, pastilah akan kusuruh mereka menggosok gigi setiap wudhu.” Hadits Riwayat Imam Malik, Imam Syafi’I, Bayhaqi, dan Hakim. Rasulullah SAW pernah menggambarkan, bahwa menyikat gigi dapat menyenangkan Tuhan mardatun li al-rabb. Di samping memenuhi perintah Rasulnya, pembersihan di dalam mulut juga dapat mengundang kewibawaan dan kepercayaan diri sendiri yang tinggi. Minimal lima kali sehari, ketika wudhu, ditambah dengan kebiasaan orang-orang modern tentang aktivitas bersikat gigi sebelum dan sesudah tidur, bahkan ada yang membiasakan diri dilakukan seusai sarapan pagi, makan siang, dan malam.
Telinga, diberi energi suara oleh otak, sehingga dapat mendengar suara di sekelilingnya dan otak menanggapi gelombang energi yang berbeda. Ia terletak di samping kiri dan kanan kepala secara sempurna diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendengarkan tanda-tanda kekuasaan rabbi.
Hidung akan memasukkan dan mengeluarkan udara dari tubuh. Manakala mengisap udara, berarti ia memasukan oksigen yang diubah menjadi energi (kekuatan). Kedua lubang hidung akan mengeluarkan karbon dioksida yang tidak diperlukan tubuh. Jika oksigen masuk ke dalam tubuh, akan terjadi suatu reaksi kimia. Hasil akhir dari reaksi ini karbon dioksida yang mengandung sisa pembakaran tubuh dan dibuang dari tubuh ketika menyemburkan nafas. Membersihkan dua lubang hidung adalah dalam rangka pembersihan terhadap jalur jalan oksigen yang dihirup setiap detik. Hidung yang bersih menjadikan oksigen yang masuk pun menjadi bersih. Tidak sedikit penyakit yang masuk melalui lubang hidung, selaput lendir, dan lubang mulut. Misalnya: pilek, bronchitis, radang paru-paru, tubercholosis, batuk, influenza, dan banyak berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus yang masuk melalui lubang hidung tersebut. Dapat dibayangkan, bila kedua lubang hidung tersebut tidak terdapat filter (bulu dan aroma tidak sedap), maka berbagai virus dan mikroba serta binatang kecil akan mudah menyerbunya. Allah SWT mempunyai kehendak lain untuk melindungi mahluk-Nya dari berbagai ganggungan, yaitu hanya berupa aroma yang taksedap dan beberapa bulu, serta lubang yang nenghadap ke bawah.
Wajah Muka, bagian ini menjadi keseluruhan pribadi seseorang. Oleh karena itu, setiap manusia berusaha memelihara ‘tampilan’ wajahnya, meski keseluruhan organ (badan) tubuh tidak disiram (mandi), wajah selalu diutamakan untuk dibasuh (dicuci). Wajah mempunyai pori-pori yang langsung berhubungan dengan sistem syaraf otak yang sangat sensitif dan mudah terinfeksi bila bersentuhan dengan molekul yang tidak sesuai dengan sifatnya. Misalnya, seseorang rusak wajahnya karena salah menggunakan kosmetik. Wajah juga mempunyai otot persyarafan yang dapat mengontrol gerakan wajah keseluruhan dengan ragam sensasi, seperti: rasa nikmat, sedih, panas, dingin, dan nyeri (sakit). Kepekaan sifat wajah ini menyebabkan perlu kepedulian yang serius. Hal inilah yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya, agar cepat-cepat wudhu (dengan sendirinya membasuh wajah) apabila ingin meredakan kemarahan. “Marah adalah bagian dari sifat setan dan setan diciptakan dari api dan api dapat dipadamkan dengan air, maka bila kalian marah, wudhu.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud.
Pembasuhan wajah dalam wudhu merupakan pemeliharaan yang teratur dan merupakan terapi kosmetik yang bernilai religi. Banyak hal kemanfaatan dalam pembasuhan wajah yang diiringi dengan perawatan spiritual wudhu, seperti: akan meniadakan jerawat, meniadakan kulit wajah berminyak, dan tampak segar, serta menyenangkan apabila dipandang oleh orang lain.
Telinga, terletak di samping kanan dan kiri dari kepala yang merupakan indera pendengaran bagi manusia. Daun telinga ini dapat menangkap gelombang suara, kemudian diolah dalam syaraf otak yang akan menghasilkan input suara sempurna, lalu dicerna dan dimaknai, gerangan apakah suara tersebut? Wudhu dengan membersihkan daun telinga, secara tidak disadari telah melaksanakan refleksi untuk menjadi/memelihara organ penting tersebut. Pembersihan daun telinga dengan air adalah membantu menghilangkan kotoran, akibat debu yang menempelnya. Pemeliharaan ini dapat juga menghidarkan dari kotoran yang akan masuk ke lubang telinga, sehingga pendengaran selalu terjaga. Telinga, termasuk mata dan mulut merupakan organ yang dipentingkan oleh Allah SWT, sehingga al-Quran menyatakan, bahwa “manusia yang telah ke luar dari perut ibunya semula tidak dapat berbuat apa pun, tetapi Allah SWT menyempurnakannya dengan memberi telinga (untuk mendengar) dan mata (untuk melihat, termasuk mulut untuk berbicara).” Bayi yang baru lahir meskipun mempunyai telinga, mata, dan mulut, tetapi belum berfungsi sempurna. Telinga, tidak dapat mendengar, mata tidak dapat melihat, dan mulut tidak dapat berbicara. Barulah setelah Allah SWT memberikan kesempurnaan dengan pertumbuhan sesuai dengan kodratnya, bayi tersebut dapat memfungsikan indera-inderanya. Jadi amat keterlaluan, bila orang dewasa mempunyai telinga tidak dapat mendengarkan ayat-ayat Allah SWT, memiliki mata, tetapi tidak dapat melihat tanda-tanda (melanggar larangan) kekuasaan Allah SWT, dan mempunyai mulut, namun tidak digunakan untuk membicarakan kemahabesaran Allah SWT.
Anda dapat meneruskan membacanya dengan meng-KLIK ini.
Mulut, sarana untuk memasukkan makanan yang akan diubah menjadi energi, demikian pula jika seseorang menderita sakit, maka mulut juga akan berfungsi sebagai pelepas kelebihan energi (panas) atau sampah dalam tubuh. Misalnya seseorang yang keracunan, maka sangat cepat bila dikeluarkan melalui mulut. Suara-suara yang ke luar dari mulut dapat juga melepaskan energi dalam tubuh dan suara-suara yang tidak sama juga dapat melepaskan kelebihan energi dari organ-organ yang berbeda juga. Sebagai contoh, bila seseorang merasa bahagia, jantung mempunyai kelebihan panas, mulut mengeluarkan suara yang enak didengar dan syahdu. Demikian juga sebaliknya, kesedihan seseorang dapat mengeluarkan suara memelas atau menimbulkan ketidaknyaman (jika sedang marah) didengar. Suara-suara yang beragam dan berirama dapat membangkitkan jiwa yang mengalami kesedihan. Sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi secara lisan, sehingga pihak lain (manusia) dan rabb-nya mendengar aspirasi tersebut. Menjaga kebersihan mulut ketika wudhu, seperti berkumur-kumur dengan memasukkan air ke mulut, juga sangat dianjurkan oleh syariat Islam. Dianjurkan (sunnah) dalam berkumur-kumur disertai sikat gigi tanpa bahan pembersih kimia atau odol. Sikat gigi dapat membantu mengusiran benda-benda sisa makanan yang kalau dibiarkan akan membusuk dan berubah menjadi bakteri penyakit. Konon menurut para ahli bakteriologi, air bekas cuci mulut tidak kurang dari 40 miliar bibit penyakit. Pembersihan mulut dengan menggunakan sikat gigi (siwak) mendapat tempat dari Nabi Muhammad SAW sebagai bagian dari ajarannya, sehingga Beliau menyunnahkan pada setiap hendak melaksanakan shalat. “Seandainya tidak akan memberatkan umatku, pastilah akan kusuruh mereka menggosok gigi setiap wudhu.” Hadits Riwayat Imam Malik, Imam Syafi’I, Bayhaqi, dan Hakim. Rasulullah SAW pernah menggambarkan, bahwa menyikat gigi dapat menyenangkan Tuhan mardatun li al-rabb. Di samping memenuhi perintah Rasulnya, pembersihan di dalam mulut juga dapat mengundang kewibawaan dan kepercayaan diri sendiri yang tinggi. Minimal lima kali sehari, ketika wudhu, ditambah dengan kebiasaan orang-orang modern tentang aktivitas bersikat gigi sebelum dan sesudah tidur, bahkan ada yang membiasakan diri dilakukan seusai sarapan pagi, makan siang, dan malam.
Telinga, diberi energi suara oleh otak, sehingga dapat mendengar suara di sekelilingnya dan otak menanggapi gelombang energi yang berbeda. Ia terletak di samping kiri dan kanan kepala secara sempurna diciptakan Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendengarkan tanda-tanda kekuasaan rabbi.
Hidung akan memasukkan dan mengeluarkan udara dari tubuh. Manakala mengisap udara, berarti ia memasukan oksigen yang diubah menjadi energi (kekuatan). Kedua lubang hidung akan mengeluarkan karbon dioksida yang tidak diperlukan tubuh. Jika oksigen masuk ke dalam tubuh, akan terjadi suatu reaksi kimia. Hasil akhir dari reaksi ini karbon dioksida yang mengandung sisa pembakaran tubuh dan dibuang dari tubuh ketika menyemburkan nafas. Membersihkan dua lubang hidung adalah dalam rangka pembersihan terhadap jalur jalan oksigen yang dihirup setiap detik. Hidung yang bersih menjadikan oksigen yang masuk pun menjadi bersih. Tidak sedikit penyakit yang masuk melalui lubang hidung, selaput lendir, dan lubang mulut. Misalnya: pilek, bronchitis, radang paru-paru, tubercholosis, batuk, influenza, dan banyak berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus yang masuk melalui lubang hidung tersebut. Dapat dibayangkan, bila kedua lubang hidung tersebut tidak terdapat filter (bulu dan aroma tidak sedap), maka berbagai virus dan mikroba serta binatang kecil akan mudah menyerbunya. Allah SWT mempunyai kehendak lain untuk melindungi mahluk-Nya dari berbagai ganggungan, yaitu hanya berupa aroma yang taksedap dan beberapa bulu, serta lubang yang nenghadap ke bawah.
Wajah Muka, bagian ini menjadi keseluruhan pribadi seseorang. Oleh karena itu, setiap manusia berusaha memelihara ‘tampilan’ wajahnya, meski keseluruhan organ (badan) tubuh tidak disiram (mandi), wajah selalu diutamakan untuk dibasuh (dicuci). Wajah mempunyai pori-pori yang langsung berhubungan dengan sistem syaraf otak yang sangat sensitif dan mudah terinfeksi bila bersentuhan dengan molekul yang tidak sesuai dengan sifatnya. Misalnya, seseorang rusak wajahnya karena salah menggunakan kosmetik. Wajah juga mempunyai otot persyarafan yang dapat mengontrol gerakan wajah keseluruhan dengan ragam sensasi, seperti: rasa nikmat, sedih, panas, dingin, dan nyeri (sakit). Kepekaan sifat wajah ini menyebabkan perlu kepedulian yang serius. Hal inilah yang menyebabkan Nabi Muhammad SAW menganjurkan kepada umatnya, agar cepat-cepat wudhu (dengan sendirinya membasuh wajah) apabila ingin meredakan kemarahan. “Marah adalah bagian dari sifat setan dan setan diciptakan dari api dan api dapat dipadamkan dengan air, maka bila kalian marah, wudhu.” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud.
Pembasuhan wajah dalam wudhu merupakan pemeliharaan yang teratur dan merupakan terapi kosmetik yang bernilai religi. Banyak hal kemanfaatan dalam pembasuhan wajah yang diiringi dengan perawatan spiritual wudhu, seperti: akan meniadakan jerawat, meniadakan kulit wajah berminyak, dan tampak segar, serta menyenangkan apabila dipandang oleh orang lain.
Telinga, terletak di samping kanan dan kiri dari kepala yang merupakan indera pendengaran bagi manusia. Daun telinga ini dapat menangkap gelombang suara, kemudian diolah dalam syaraf otak yang akan menghasilkan input suara sempurna, lalu dicerna dan dimaknai, gerangan apakah suara tersebut? Wudhu dengan membersihkan daun telinga, secara tidak disadari telah melaksanakan refleksi untuk menjadi/memelihara organ penting tersebut. Pembersihan daun telinga dengan air adalah membantu menghilangkan kotoran, akibat debu yang menempelnya. Pemeliharaan ini dapat juga menghidarkan dari kotoran yang akan masuk ke lubang telinga, sehingga pendengaran selalu terjaga. Telinga, termasuk mata dan mulut merupakan organ yang dipentingkan oleh Allah SWT, sehingga al-Quran menyatakan, bahwa “manusia yang telah ke luar dari perut ibunya semula tidak dapat berbuat apa pun, tetapi Allah SWT menyempurnakannya dengan memberi telinga (untuk mendengar) dan mata (untuk melihat, termasuk mulut untuk berbicara).” Bayi yang baru lahir meskipun mempunyai telinga, mata, dan mulut, tetapi belum berfungsi sempurna. Telinga, tidak dapat mendengar, mata tidak dapat melihat, dan mulut tidak dapat berbicara. Barulah setelah Allah SWT memberikan kesempurnaan dengan pertumbuhan sesuai dengan kodratnya, bayi tersebut dapat memfungsikan indera-inderanya. Jadi amat keterlaluan, bila orang dewasa mempunyai telinga tidak dapat mendengarkan ayat-ayat Allah SWT, memiliki mata, tetapi tidak dapat melihat tanda-tanda (melanggar larangan) kekuasaan Allah SWT, dan mempunyai mulut, namun tidak digunakan untuk membicarakan kemahabesaran Allah SWT.
Anda dapat meneruskan membacanya dengan meng-KLIK ini.