Oleh karena itu, diyakini oleh kalangan terbatas, bahwa penyakit apa pun disebabkan oleh prilaku manusianya itu sendiri, baik disadari maupun tidak disadari. Ada yang penasaran, misalnya dengan bertanya:
1. Apa hubungannya sakit mata dengan prilaku manusia?
2. Apa benar, sesak nafas disebabkan oleh prilaku yang sering kaku (tidak fair) dalam menghadapi problematika kehidupan?
3. Mengapa dikatakan, janin yang menginggal dunia sebelum lahir ada kaitannya dengan ahlak tercela beberapa lama sebelum keguguran?
4. Banyak lagi pertanyaan serupa akan muncul sesuai dengan penderita yang dimiliki oleh pasien.
Tidak sedikit kita mendengar, bahwa diagosa dokter, pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit tertentu, namun orang tersebut tampak dari lahiriah sebagai penderita penyakit berat. "Dironsen atau usg atau sudah cek up, semuanya berjalan normal." Sering mendengar kalimat-kalimat tersebut.
Penggolongan penyakit dan mengapa timbul penyakit dapat ditelusuri dengan alat yang kita miliki, yaitu akal pikiran. Akal pikirkan sebagai alat pendeteksi penyakit dimaksud adalah: mengingat kembali peristiwa apakah yang pernah dilakukan sebelum terjadi penyakit. Misalnya:
1. Menghadapi kegiatan dengan tergesa-gesa dan ingin cepat selesai, serta menyimpan kemarahan atau memendam marah atau selalu disertai kemarahan apabila menyuruh seseorang;
2. Sering menggurui lawan bicaranya dengan keyakinan, bahwa dirinya sangat benar dan orang lain salah;
3. Tidak mau mendengarkan nasihat seseorang atau meremehkan aktivitas orang lain, dll.
1. Apa hubungannya sakit mata dengan prilaku manusia?
2. Apa benar, sesak nafas disebabkan oleh prilaku yang sering kaku (tidak fair) dalam menghadapi problematika kehidupan?
3. Mengapa dikatakan, janin yang menginggal dunia sebelum lahir ada kaitannya dengan ahlak tercela beberapa lama sebelum keguguran?
4. Banyak lagi pertanyaan serupa akan muncul sesuai dengan penderita yang dimiliki oleh pasien.
Tidak sedikit kita mendengar, bahwa diagosa dokter, pasien tidak memiliki kelainan atau penyakit tertentu, namun orang tersebut tampak dari lahiriah sebagai penderita penyakit berat. "Dironsen atau usg atau sudah cek up, semuanya berjalan normal." Sering mendengar kalimat-kalimat tersebut.
Penggolongan penyakit dan mengapa timbul penyakit dapat ditelusuri dengan alat yang kita miliki, yaitu akal pikiran. Akal pikirkan sebagai alat pendeteksi penyakit dimaksud adalah: mengingat kembali peristiwa apakah yang pernah dilakukan sebelum terjadi penyakit. Misalnya:
1. Menghadapi kegiatan dengan tergesa-gesa dan ingin cepat selesai, serta menyimpan kemarahan atau memendam marah atau selalu disertai kemarahan apabila menyuruh seseorang;
2. Sering menggurui lawan bicaranya dengan keyakinan, bahwa dirinya sangat benar dan orang lain salah;
3. Tidak mau mendengarkan nasihat seseorang atau meremehkan aktivitas orang lain, dll.
Jenis-Jenis Perbuatan yang Berpotensi
Menjadi Penyakit jasmani
Menjadi Penyakit jasmani
Penyakit-penyakit yang diderita manusia adalah bersumber dari dalam diri sendiri, karena prilaku/perbuatan yang dilakukan mengandung rasa kesombongan, baik dirasakan oleh diri sendiri maupun tidak dirasakannya, bahkan disadari oleh pelaku maupun tidak. Walhasil, pihak lain, seperti keluarga, kerabat atau teman sejawatnya mengenal sosok seseorang yang berprilaku seperti tersebut.
Ada juga karakteristik seseorang yang tampaknya pendiam, pemalu, bahkan jarang bicara, pandangan umum terhadap dia sangat positif, tidak jarang yang mudah terjangkit penyakit, seperti halnya kebanyakan orang. Akan tetapi, terdapat seseorang yang dari lahiriahnya seperti kasar, bringas, dan lincah, tidak mudah terjangkit penyakit. Padahal penyakit menurut kriteria di atas adalah kepada seseorang yang hatinya kasar. Memang hati kasar dan lembut tidak dapat dilihat dari permukaan atau lahiriahnya saja. Boleh jadi seseorang yang tampak pendiam dan lembut, tidak mustahil terpendam masalah yang selalu disimpan. Kadang-kadang sifat-sifat terpendam yang tidak dapat diketahui orang lain, bahkan dirinya pun cenderung tidak merasakan apa yang menurut orang lain ada kelainan pembawaan dari sifat orang itu. Bahkan karena tidak diketahui atau dirasakan oleh diri sendiri, orang lain pun tidak merasakan atau melihat prilaku yang sering menyimpang dalam kehidupannya. Diketahui setelah terjadi penderitaan jasmani (sakit) yang akut, setelah ditelusuri dan dipikirkan secara mendalam dan direnungkan dengan seksama, maka diketahuilah, bahwa penderita beberapa waktu lalu atau beberapa tahun silam memiliki kebiasaan suka melakukan perbuatan yang tidak terpuji di hadapat Allah SWT, seperti:
• membuang ludah tanpa disengaja, ketika bertemu dengan sesuatu (termasuk orang) yang tidak disukai, termasuk perbuatan merendahkan/meremehkan orang lain;
• membanting-banting benda yang sebenarnya dapat diletakkan tanpa mengeluarkan bunyi, ketika menerima nasihat atau perkataan dari seseorang atau mendengar suara dari radio, tv, dll., sehingga menimbulkan ketersinggungan sesaat;
• cemberut pada saat di sekelilingnya tidak sesuai dengan persepsi dan keinginan pribadinya;
• melakukan pekerjaan, tetapi “terpaksa” dengan ‘menggerutu’ yang disembunyikan, tidak disadarinya, karena melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan pandangan dan keinginannya, padahal tanpa ia kerjakan pun, orang lain akan mengerjakannya;
• Jengkel-jengkel ini tidak terasa, dipendam terus-menerus, mengingat ada kecenderungan apa yang dipikirkan atau diucapkan ‘harus’ dilaksanakan hanya untuk memuaskan dirinya atau orang lain, padahal ada yang lebih penting, sehingga keinginan dirinya harus ditunda terlebih dulu.
• Memiliki sifat-sifat yang agak kaku dalam menyelesaikan suatu “masalah,” khususnya di dalam rumah tangga dengan isteri, anak, orang tua, adik atau sadaranya atau di kantor atau di lingkungan tempat tinggalnya.
• Memberitahu tentang kebenaran, tetapi dengan jalan memaksa, kalau tidak dituruti, timbul dendam, jengkel, marah yang dipendam. Meski yang disampaikan kebenaran (agama) tetapi tidak sesuai dengan roh agama itu sendiri (bi al-maw idhah al-hasanah: menyampaikan kebenaran dengan jalan nasihat yang baik);
• Menyelesaikan permasalahan yang timbul sering dilakukan dengan jalan menurut keinginannya. Ia selalu merasa benar, sehingga dalam memberikan solusi kepada orang lain, terutama di dalam rumah tangga memaksakan solusinya. Jika solusi itu ditolak, maka akan sangat kecewa dan dipikirkan terus-menerus. Padahal persoalan itu sudah berlalu dan sudah dilupakan orang.
• Kerapkali dalam mengusulkan/menyuruh/menegur seseorang, terutama di dalam rumah tangganya adalah dengan kata-kata yang penuh menekan (ngodor: Jawa). Kebanyakan yang mengindap penyakit ini seorang perempuan yang pendiam atau agak pendiam, meskipun seseorang yang tidak pendiam pun akan terserang penyakit ini.
• Kalau menyuruh seringnya sambil mengatakan sesuatu yang merendahkan seseorang, meskipun tidak diucapkan; atau muncul kejengkelan setiap saat, terutama dalam mengerjakan sesuatu mempunyai keinginan untuk dibantu oleh seseorang yang ada di sekitarnya (yang melihat), tetapi ditanggung sendiri atau tidak dibantu, padahal orang yang di sekitarnya dapat membantunya.
• Penyakit ini menyerang kepada seseorang yang dalam kesehariannya memiliki sifat emosional yang tinggi, meskipun agak pendiam. Sifat emosional yang ditujukkan di dalam rumah/keluarga dan jarang dikeluarkan dalam bentuk pernyataan, tetapi lebih pada pemendaman di dalam hati. Emosional yang timbul sesaat, namun cepat hilang. Kebiasaan ini berulang-ulang, sehingga emosi yang tanpa pikir turun dan berhenti di perut.
• Penyakit ini merupakan koreksi kepada kedua orang tuanya yang apabila memiliki masalah dalam keluarga, baik intern suami-isteri atau berkaitan dengan keluarga besar lainnya selalu dipendam saja, tanpa dicarikan solusinya dan berlangsung terus-menerus.
• Karakteristik yang biasa dilakukan oleh seseorang berkecenderungan sering memendam kejengkelan terus-menerus kepada Isteri/suami.
• Kebiasaan orang ini dalam melakukan pekerjaan selalu ingin cepat selesai (yang berurusan dengan kepentingannya), tetapi yang menyangkut orang lain sering diabaikan sampai orang yang bersangkutan tidak lagi menaruh perhatian. Kadang-kadang yang bersangkutan serius dalam menangani maslah disertai dengan emosional atau cepat mengambil solusi dengan emosional. Sebut saja, galak dan penuh curiga.
Penyakit-penyakit itu, a.l.:
1. Vertigo; Migrain, dan Ayan;
2. Asam urat;
3. Sesak nafas;
4. Mengeluarkan ludah terus-menerus dengan tenggorokan terasa kaku dan serak yang biasanya disebabkan oleh prilaku yang bersangkutan tidak peka/tidak peduli yang menyangkut lingkungan orang lain, tetapi kalau berkaitan dengan diri sediri tidak pernah lupa. Seperti halnya ketika meminjam sesuatu kepada orang lain, pengembaliannya ditunda-tunda atau diulur-ulur, padahal dia mampu mengembalikannya. Lain halnya bila orang lain meminjam sesuatu kepadanya, maka dia cepat-cepat menagihnya dengan berbagai alasan yang dibuatnya. Orang seperti ini biasanya sering membuat kejutan-kejutan yang tidak dipercaya oleh orang lain. Ibarat panas matahari menyengat, takada tanda-tanda hujan, baik petir maupun langit yang agak gelap, tetapi langsung turun hujan. Ini kan sesuatu yang jarang terjadi (kejutan).
5. Haid tidak teratur;
6. Pundak Sakit atau Kepala terasa Kaku;
7. Sakit Perut atau Maag;
8. Balita yang menderita, seperti anus mampet, panas, dan kelainan ginjal;
9. Benjolan pada tubuh;
10. Sters/Depresi: Sering marah-marah yang tidak disadari;
11. Sakit mata kabur: Penyakit ini banyak disebabkan oleh yang bersangkutan sering meremehkan seseorang;
12. dan lainnya yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.
Semua penyakit bersumber dari hati sendiri. Kenali jenis-jenis penyakit tersebut, seperti:
1. Berbicara dengan memfitnah;
2. berbicara dengan mengadu domba;
3. berbicara dengan menjelek-jelekkan pihak lain (menggunjing);
4. Berbicara berdusta;
5. Berbicara keras dan mengeras bila menginginkan sesuatu, bukan terhadap orang yang jauh atau kurang pendengarannya;
6. Berbicara kasar / jorok / menohok;
7. Berbicara pelan sekali, karena menyimpan kemarahan, sehingga menyulut kemarahan bagi mendengarnya;
8. Berbicara dengan mata membelalak;
9. Berbicara dengan muka ke arah lain (tidak memperhatikan lawan bicaranya);
10. Berbicara menirukan gaya dan gerakan lawan bicaranya;
11. Berbicara dengan mengoyang-goyangkan kepala;
12. Berbicara disertai garukan tangan berulang-ualng;
13. Berbicara sambil meludah;
14. Berbicara sambil minum/makan;
15. Berbicara sambil mengeritik yang menyebabkan pihak lain muncul ketidaksenangan;
16. Berbicara sambil menunjuk-nunjuk;
17. Berbicara menyindir / menyentil, sehingga pihak lain merasa perlu membalas yang sama;
18. Berbicara menghujat / menghakimi / menuduh /menghina atau sebangsanya;
19. Berbicara “aku”lah yang pantas;
20. Berbicara “mendominasi” dan ingin menguasai pembicaraan;
21. Berbicara dengan mimik yang tidak pantas;
22. Tolak pinggang (meletakkan kedua tangan di samping badannya);
23. Membanggakan keturunannya kepada lawan bicaranya;
24. Membesar-besarkan hasil kerjanya;
25. Menghalang-halangi, agar di belakangnya tidak dapat melalui / mendahului;
26. dan masih banyak lagi (dapat ditambahkan, bila ada masukan dari pembaca).
Contoh penyakit diuraikan secara sederhana:
1. Vertigo: biasanya disertai oleh perut mulas seperti diplintir, muntah-muntah, bahkan sampai ada yang diare. Penyakit ini terdapat urat syaraf keseimbangan tubuh yang terjepit pengapuran di pangkal otak belakang, bagian belikat syaraf perut/liver/limpa, lutut bagian dalam urat keting atau pangkal tumit dan lingkaran mata kaki.
2. Jantung: Penyakit ini beraneka ragam, seperti: jantung koroner, pembengkakan jantung, reumatik jantung , bocor pada klep jantung. Penyakit yang menakutkan dan dapat mematikan secara mendadak ini pengobatannya secara medis memerlukan penangan serius dengan biaya yang sangat besar. Menurut penderita jantung koroner, diawali badan terasa dingin, otak kosong, dada kiri sakit, seperti terjepit benda, sangat menuakitkan. Berbagai penyebab sering menghinggapi penyakit jantung koronel ini, di antaranya: sering mengkonsumsi produk kimia (obat-obatan/jamu dll.), lingkungan yang tidak kondusif (kerja maupun di rumah), berakibat stres yang terus-menerus. Ada pula penyebab lain yang banyak dilupakan atau tidak dimengerti oleh seseorang. Padahal penyebab yang satu ini merupakan indikator kerusakan jiwa (hati yang dengki). Seseorang yang terjangkit penyakit jantung koronel ini biasanya dalam kesehariannya tidak lepas dari ketidaksabaran dalam menangani suatu masalah. Emosi, sebagai senjata utama yang dikedepankan, bila menghadapi/menangani persoalan, baik emosi yang ditampakkan maupun emosi yang dipendam. Khususnya kepada lingkungan internal keluarga, seperti kepada suami/isteri atau anak.
Penyakit merupakan cerminan dari sifat-sifat seseorang, bukan sekedar luka dalam atau luka luar tubuh, sehingga orang tersebut merasakan, bahwa sakitnya merupakan kesalahan/kecelakaan pada saat tertentu. Dengung/tidak mendengar telinga kiri, merupakan sifat ketersinggungan seseorang apabila menerima informasi/nasihat dari orang lain. Padahal informasi tersebut biasa-biasa saja. Orang itu biasanya punya tipe cepat tersinggung. Sesak nafas dada depan di atas ulu hati adalah sifat seseorang yang pendiam, tidak suka marah, tetapi kemarahan tersebut dilakukan dengan sifat diamnya. Jika tidak suka terhadap seseorang, maka dia tidak mengeluarkan kemarhannya, tetapi jengkel dan disimpan saja. Solusinya, doakan orang yang membuat kemarahan tersebut, baca istighfar dan ucapkan: “ya Allah, berilah hidayah kepada dia, bahagiakan dunia akhirat, kuatkan imanku.”
Disebutkan di atas, bahwa dalam tubuh manusia ada hati (gudang) yang berpotensi menjadi baik keseluruhan takwaha dan buruk/penyakit fujuroha. Kemudian tubuh manusia memiliki berbagai perlengkapan yang multikomplek. Organ tubuh yang pada dasarnya adalah kendaraan (mobil/pesawat/kapal/kereta api/dll) rohani yang berjalan menuju Tuhannya. Tuhan ciptakan roh dan dilepaskan di alam azali (alam bebas), lalu roh tersebut berjalan menuju rahim (melalui kandungan seorang perempuan), kemudian mampir ke alam fana (dunia). Roh dalam perjalanannya dari alam bebas ke alam rahim, selalu dibimbing lansung oleh Tuhan. Setelah roh ke luar dari alam rahim, Tuhan melepaskannya dengan memberikan “kendaraan” yang disebut organ tubuh manusia. Roh dengan berkendaraan organ tubuh dilepaskan Tuhan agar berjalan sendiri-sendiri dan diperintahkan menyucikan “organ tubuh” tersebut melalui petuah sucinya, yaitu al-Qur’an, agar dapat kembali menuju Tuhannya dalam keadaan suci (bersih) sebagaimana ketika ia dilahirkan, kullu mawludin yu ladu alalfitrah. Dengan demikian, fungsi organ tubuh sebenarnya adalah sebagai kendaraan roh yang akan menuju kepada Tuhannya yang telah menciptakan dan melepaskan keberadaan dirinya dalam keadaan suci. Dilepas (dilahirkan) dalam keadaan suci, kembali pun harus dalam keadaan suci pula. Oleh karena itu, jangan heran, jika seorang Mukmin yang meninggal dunia harus dikebumikan dalam keadaan suci (berwudhu).
Alam roh adalah bagian dari mahluk gaib atau taktampak. Sedangkan organ tubuh manusia adalah bagian dari mahluk nyata, seperti halnya batu, bumi, tumbuh-tumbuhan, binatang. Manusia terdiri dari dua bagian: lingkungan dasar elemental sphere dan antarruang intersphere yang menghubungkan dengan lingkungan di atasnya. Lingkungan bumi berhubungan dengan lingkungan dasar kedua melalui dunia anorganik. Ketika unsur air digabungkan dengan lingkungan bumi, maka terbentuklah dunia tumbuh-tumbuhan. Demikian pula penambahan udara ke bumi dan air membentuk api. Bila semua ini digabungkan: tanah, air, udara, dan api, maka terbentuklah unsur manusia.
Dunia manusia merupakan interkoneksi dengan alam-alam di langit. Bagi sebagaian besar manusia, langit pertama ditunjukkan oleh bulan. Kita pertama-tama berusaha keras untuk mencapai dunia langit dengan memandang bulan. Bagi mereka yang menempati dimensi langit pertama atau bulan, maka bulan adalah cakrawalanya dan langit kedua merupakan cita-cita yang lebih tinggi, langit mereka adalah planet Merkurius, seterusnya naik ke hierarki langit. Manusia menduduki tempat tertinggi dalam dunia kehidupan yang diciptakan Tuhan, karena dianugrahi akal. Akal merupakan kekuatan pertimbangan yang rasional dan kreatif dari pikiran yang tidak dimiliki baik oleh tumbuhan, binatang, maupun air. Bentuk-bentuk yang lebih rendah ini hanya dapat mematuhi naluri mereka yang diberikan oleh Sang Pencipta. Mereka patuh secara total terhadap hukum alam. Misalnya, manusia tidak bisa berdemokrasi atau bermusyarawah dengan seekor gajah. Jika kita mendekatinya, mereka serta-merta akan berusaha menghancurkan manusia, tanpa peduli maksud dari kedatangannya. Mereka bebas, kawin dengan keturunannya sendiri. Semakin banyak perkawinan dengan sedarah, maka semakin banyak menderita gangguan emosional neurotik. Meski diusahakan menjadi binatang kesayangannya, namun suatu saat akan kembali kepada alam nalurinya.... selanjutnya dapat dilihat di posting lainnya....
.... bersambung .... lebih baik ada share...
Konsultasi, pertanyaan, berbagi ceritera seputar kesehatan dan penyakit, serta saran untuk perbaikan blog ini silakan isi... dan persahabatan kontak 081809522873 dan 022 70468315..OK!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar